Diafragma-Rasa-Logo-2

New York.

/ Monday 31 December 2018 /

"Rasanya seperti sedang di New York," katamu, 
menghembuskan asap dari hisapan kretek coklatmu sembari memandangi lampu kota.

"Itulah lucunya, kota ini justru 'hidup' di malam hari. Kalau siang, malah nampak mati,"
jawabku. 

"Lucu ya, malam jadi terang, meski dirundung hujan," katamu, lagi.

"Seperti sebuah sulap, bukan? Meski kota ini masih tak bisa kupercaya seutuhnya," 

Lalu kau memandangku yang sejak tadi sudah menikmati pemandangan kunang-kunang dari atap paling tinggi yang bisa kita gapai malam ini. Lagi-lagi pandangan itu. Sejak sore tadi kau memandangiku dengan sendu. Teduh, namun menyimpan banyak keluh. Namun aku tak ingin banyak bertanya, hingga kau mengizinkan aku untuk bercerita bersama sebatang dunhill hitam yang telah merebak asapnya. 

"Terima kasih sudah datang kesini," kataku,
menyeruput kopi Mandheling yang telah kau racik untukku sebelum kita memulai obrolan ini.

"Terima kasih sudah menyambutku," 

Kau memandangiku lagi. Sial, kenapa aku jadi grogi?!

"Sayang, selamat akhir bulan,"

Kau bisikkan kalimat manis itu diantara peluh kita yang telah menjadi satu.
Ditengah belantara besi yang berlomba memercik kembang api malam ini, aku mengecupmu. 

"Aku sayang, tolong jangan menghilang,"

kartu pos dari New York, dikirim oleh :

0 comments:

Post a Comment

K E Y W O R D S

A R C H I V E

 
Copyright © 2010 ムーン, All rights reserved
Design by NKYuliandani. Powered by Blogger