Diafragma-Rasa-Logo-2

Sampai Jumpa Lagi.

/ Wednesday 15 August 2018 /
Berat.
Langkah kakiku bagai dirantai oleh sebongkah bola besi dengan massa seratus kilogram. Aku tidak ingin beranjak menuju shuttle-bus yang akan membawaku pulang untuk pergi dari kota ini. Tidak!
Ponselku berdering, terdengar suara manis perempuan di seberang sana yang mengaku sebagai pihak shuttle-bus yang akan aku tumpangi, Ia bilang aku sudah tertinggal satu jadwal dari jam keberangkatanku yang seharusnya dan bertanya apakah aku ingin mengatur ulang jadwal keberangkatan. Aku menghela nafas, berusaha lega tapi ternyata tidak juga.

Kekasihku diam.
Sejak tadi Ia hanya diam saja, tak bicara sepatah pun kata. Hanya menghela nafas panjang. Ia sedang berduka, katanya. Aku juga. Tapi aku tidak ingin kami berpisah dengan adegan klise dan derai air mata. Lagipula, ini hanya masalah pindah kota.
Sial!
Betul-betul sial!
Bisa-bisanya tampak seringan itu aku bicara ketika hatiku bersikeras menolak realita.

Dia bilang, jarak membuat kita menjadi dewasa, waktu itu ketika aku takut bahwa hari ini akan segera tiba. Kita tidak akan bisa berkembang jika terus berkubang dalam zona nyaman. Iya juga, ya, kata si logika turut ambil suara. Namun tetap saja, perasaan-perasaanku yang tertinggal dan berusaha aku tata dalam sebuah kotak kardus yang membawaku pulang kerumah, terus berontak dan ingin menolak. Aku tidak ingin pergi, hey, dunia! Banyak hal yang harus aku lepas dan relakan seiring dengan laju shuttle-bus yang baru saja melewati gerbang tol Pasteur.

Kota dengan warna-warni bunga.
Kebebasan yang tiada tara,
Kekasih yang sedang mabuk oleh asmara.

Hatiku rasanya ingin robek. Kalau saja hatiku hanya secarik kertas bergambar organ pembuangan racun tubuh, ia pasti sudah jadi serpihan-serpihan yang terbang jauh menuju angkasa. Demi apa pula aku meninggalkan ini semua? Orang tua? Pekerjaan? Atau hanya aku saja yang belum dewasa?! Entahlah, aku terus bertanya tanpa memiliki keinginan untuk mencari jawabannya.

Pelukan perpisahanku dan si kekasih terjadi di belakang shuttle-bus yang akan membawaku pergi, ditambah kecupan di dahi. Ya Tuhan, kenapa berat sekali?! Merayakan sebuah perpisahan bukan sebuah perkara mudah, meski "sementara" bisa saja bukan waktu yang lama. Tak usah menyunggingkan senyum palsu selama menunggu, datang saja, karena memang tak perlu alasan untuk sekedar sebuah pelukan ringan. Tak pernah juga ada yang melarangmu untuk rindu, kau tahu betul itu.

Kepada Kekasih,
mari kita mengenakan toga dan beranjak dewasa bersama. cintaku bukan jeruji besi yang membatasi gerakmu untuk kesana-kemari dan memenuhi ruangmu untuk menikmati sepi.

Dan teruntuk setiap jengkal Kota Kembang yang penuh kenangan...
Terima kasih untuk setiap kepulan asap kebebasan, cangkir-cangkir kopi hitam, dan malam-malam yang tenang dari sebuah tegukan hasil padu padan anggur merah dan sebotol bintang.

Sampai jumpa lagi,
mungkin di akhir pekan nanti.

salam berkeringat dari suhu tiga puluh tiga derajat,

0 comments:

Post a Comment

K E Y W O R D S

A R C H I V E

 
Copyright © 2010 ムーン, All rights reserved
Design by NKYuliandani. Powered by Blogger