Diafragma-Rasa-Logo-2

Cerita Hari Ini.

/ Friday 29 June 2018 /
pukul dua dini hari,
jantungku berdegup kencang tak karuan. berisik melawan otak yang menyuruhnya tenang. aku harus tidur! aku tidak mau jadwal hari ini gagal karena kebodohanku, seperti bangun kesiangan. dalam resah dan tidurku yang tak tenang, aku akhirnya tertidur karena lelah khawatir.

bagaimana tidak?!
hari ini adalah hari penjagalanku yang pertama dalam seumur hidupku.
hari ini aku akan meraih gelar itu. setelah berjuang selama sekian tahun.

aku terbangun pukul lima pagi,
sebelum alarm ponselku sempat berbunyi dan sebelum dering telepon pertama dari Ibuku. aku mengangkat teleponnya yang kemudian terputus seketika karena gangguan sinyal. Beliau mengirimiku beberapa pesan. aku memutuskan untuk merebus beberapa teko air untuk mandi air hangat, cuaca Kota Kembang hari ini cukup dingin dan berangin. bukan keputusan bjiak untukku jika mandi dengan air sedingin es yang akan sukses membuatku bersin-bersin sepanjang pagi. oh, tidak, tentu saja tidak akan. aku menunggu dua teko air yang mendidih sambil membuka buku saku berisi pasal-pasal yang harus kuhafal. 

kusadari tanganku bergetar.
teko air mendidih.

aku harus bersiap-siap.

aku menyapukan beberapa foundation pada wajahku. tidak ingin terlihat tanpa pertahanan. hari ini semua yang aku lakukan harus nyaris sempurna. aku memilih lipcream warna nude, dan memadukannya dengan tint merah tua. mengenakan "pakaian perang"-ku. kemeja panjang putih dan rok span hitam, jas almamater biru langit, juga sepatu pemberian Ayahku. aku siap berjalan menuju medan perang!

pukul setengah delapan,
aku dan kekasih berangkat ke kampus mengendarai Watson-ku. kampus di hari Jumat pagi masih agak sepi. jajaran sepeda roda dua terlihat tidak banyak. aku berjalan ke gedung fakultas dengan kaki gemetar. entah kenapa, aku mendapatkan ruangan sidang yang tidak seperti mahasiswa lain. aku merasakan kakiku seperti memiliki alat penggerak otomatis. ia berjalan dengan sendirinya menuju ruang rapat fakultas psikologi tanpa kuminta sama sekali. seakan ia hafal betul langkahnya. 

aku dan kekasihku disambut oleh TAT fakultas dengan ramah,

"mau sidang ya? disini silakan sudah siap, taruh saja dulu barang-barangnya di ruangan," sapanya ramah padaku yang menggunakan 'pakaian perang'. aku tak dapat mengeluarkan sepatah katapun, akhirnya aku hanya tersenyum sambil mengangguk padanya. aku masuk ke dalam ruang penjagalanku.

kakiku gemetar.
aku berusaha berjalan dengan stabil.
sudah, hadapi saja!

aku berjalan melewati papan pengumuman jadwal sidang. mengecek namaku sendiri yang terdaftar dengan anggun disana, terletak manis menghiasi papan tulis berwarna putih agak kehitaman itu. rasanya bagai setengah bermimpi. di dalam ruangan ternyata ada Ibu Bagian Keuangan yang sedang menyusun uang sesuai dengan nominalnya, juga amplop-amplop putih panjang. aku menyapa beliau.

"selamat pagi, Bu,"

"oh, ada sidang ya disini? oke deh, sebentar ya," jawabnya sambil merapikan pekerjaannya.

aku membuka tasku dan mengambil sebundel kertas kliping. skripsiku.
perasaanku campur aduk. aku bahkan tidak tahu apakah aku siap atau tidak.
aku tak dapat memutuskannya.

aku dan kekasih menunggu di depan ruang Tata Usaha fakultas.
angin bertiup agak kencang. jari-jemari kaki dan tanganku membeku.
ya Tuhan, aku sangat gugup!

dari ujung lorong aku melihat Dosen Pembimbing Pendamping-ku berjalan menuju ke arahku. aku berdiri dari bangku panjang dan berjalan mendekati beliau. Ibu Dosen Pembimbingku tersenyum melihatku dan membalas salamku.

"Minal Aidin Wal Faidizin, Bu." ucapku sembari menyalami tangannya.

"Minal Aidin Wal Faidizin juga, Nat. gimana, kamu udah siap?" tanyanya, senyumnya merekah.

kami berjalan beriringan menuju ruang rapat fakultas. 

"siap tidak siap bu, saya gemeteran," jawabku, jujur.

"udah, tenang aja, kamu pasti bisa," jawab Ibu Dosen Pembimbingku itu, meninggalkanku masuk ke ruang rapat fakultas.

pukul delapan kurang sepuluh menit,
aku kembali duduk di bangku kayu panjang di depan ruang tata usaha fakultas bersama kekasihku. belum ada tanda-tanda datangnya Bapak Dosen Pembimbing Utama-ku. aku berharap Beliau akan datang menepati janji padaku, seperti saat seminar kemarin. aku gelisah, membuka-buka halaman bundel skripsi yang aku pegang sejak tadi, tapi tak ku lirik sama sekali. entah apa yang ingin aku baca, namun aku sadar bahwa bundel itu adalah satu-satunya persenjataan yang aku punya.

pukul delapan kurang lima menit,
aku semakin resah. dari ujung tangga aku melihat sesosok pria naik ke arah ruang tata usaha fakultas. ah, Bapak Dosen Pembimbingku! beliau berjalan menuju ke arahku, aku pun bangkit dari bangku kayu dan menghampirinya. beliau memberikan jabat tangannya padaku, aku menyalaminya.

"good luck, Nat!"

jabatan tangannya yakin, satu kalimat itu saja meredakan resahku. 
aku pasti bisa!

selang beberapa menit setelah Bapak Dosen Pembimbingku masuk ke ruang rapat fakultas, beliau keluar memanggilku. 

"Nat, ayo," ajaknya.

langkahku gemetar.
hatiku terasa gentar.
sekujur tubuhku mengalami penurunan suhu drastis.
aku memasuki ruang rapat fakultas, suasana sunyi.
hanya terdengar bunyi klotak-klotak hak sepatu pantofelku yang beradu dengan lantai.
jantungku serasa ingin melompat keluar dari tempatnya.
aku duduk di depan tiga pasang mata yang menghakimi,
jantungku kebas, aku tak bisa merasakan apa-apa lagi.
pertanyaan apapun, akan aku hadapi dengan berani!

penjagalan itu berlangsung sekitar dua jam lebih lima belas menit.
setelahnya aku dipersilakan untuk menunggu diskusi nilai di luar ruang sidang.
diluar aku bertemu beberapa orang temanku yang ternyata sedang menunggu para dosen pengujiku, mereka janji bertemu untuk revisi.
jantungku masih berdebar tak karuan. aku akan menerima berapapun nilai yang diberikan.

sekitar sepuluh menit berlalu,
Bapak Dosen Pembimbing memanggilku kembali masuk ke dalam ruangan.

 
ketika Ketua Sidang yang juga adalah dosen penguji pertamaku membacakan Surat Keputusan dan lain-lainnya, juga memberitahukan hasil nilai yang aku peroleh, aku sangat lega hingga rasanya jantungku terlepas dari tempatnya berada. Ketua Sidang menyalamiku dengan ucapan "Selamat, kamu sudah sarjana!" dan nilaku sangat memuaskan. aku diminta untuk menandatangani beberapa surat resmi dengan materai enam ribu. tanganku tak dapat berhenti gemetar. aku menyalami para Dosen Penguji-ku dan kedua Dosen Pembimbing-ku dengan penuh rasa hormat dan terima kasih dari dasar hatiku yang terdalam. mereka membantuku melewati salah satu rintangan hidupku yang paling besar dan menantang.

masih setengah tidak percaya bahwa aku telah meraih sesuatu.
lega sekali!

aku segera menelepon Ibuku. ternyata Beliau menggagalkan rencananya untuk datang, tak apa Beliau masih punya satu acara penting lagi minggu depan. hari pernikahan kakak pertamaku. aku mendengar suaranya tersenyum sambil bergetar menahan tangis. duh, aku jadi terpancing ingin ikut menangis, tapi sebisa mungkin aku tidak mengeluarkan air mataku di depan seluruh pasang mata di foodcourt kampus, dikelilingi teman-teman seperjuanganku yang sedang berkutat dengan revisi. setelah telepon dengan Ibuku terputus, aku memutuskan untuk video call Ayahku. aku melaporkan segala hal yang terjadi juga hasil sidangku yang memuaskan. beliau mengacungkan jempol dengan bangga.

ah, aku terharu!
aku berhasil membuat mereka bangga.
akhirnya.

aku memutuskan untuk makan sesuatu yang enak dan memuaskan hatiku. setelah itu bertemu dengan beberapa teman untuk mengobrol sambil ngopi-ngopi mahal di kafe seberang kampus. mengambil beberapa foto bersama, kenangan terakhir untuk segera keluar dari bangunan elit nan mahal ini. aku sedang merasakan euforia dan dikelilingi beberapa teman dan mengobrol dengan perasaan yang amat ringan. bagiku, ini sudah lebih dari cukup.

hari ini namaku menjadi sedikit lebih panjang dari sebelumnya.
aku diberikan julukan baru yang telah diresmikan oleh dunia.
aku sarjana!

hatiku lega sekaligus senang bukan kepalang.
hari ini ditutup dengan sepiring nasi goreng Jibotz sekitaran taman lansia dan sekaleng kopi di pinggiran Jalan Dago, dengan topik mengenai surga serta dunia Adam dan Hawa. ini bukan tentang apa yang kami makan, atau seberapa elit tempat kami berkencan. 
unggahanku di media sosial juga mengundang ucapan selamat dari teman dan para kerabat dekat. Jumat terakhirku di kampus ini dengan label mahasiswa. jas almamater yang akhirnya aku pakai untuk keperluan yang seharusnya. dan, selamat tinggal kampus tercinta!
aku melangkah pergi dengan bangga, dan meninggalkan sebuah karya di dalam sana.

sungguh hari yang nyaris sempurna,
aku bahagia!
terima kasih, Tuhan, keluarga dan teman-teman.


selamat datang di dunia,
Sarjana Psikologi.


0 comments:

Post a Comment

K E Y W O R D S

A R C H I V E

 
Copyright © 2010 ムーン, All rights reserved
Design by NKYuliandani. Powered by Blogger