Diafragma-Rasa-Logo-2

Menjadi Diri Sendiri.

/ Tuesday 5 March 2024 /
Rasuki melarikan diri!

Belakangan ini Rasuki merasa Ia bukan dirinya sendiri. Ia kehilangan arah dan lupa akan jalan menuju kembali. Rasuki kehilangan lagi, Ia merasa kesepian ditengah dunia yang bising dan ramai, di kota yang penuh dengan cara hidup yang tak sesuai dengan konsep dan definisi tentang hidup baginya. Ia telah cukup lama mencoba, bukan hanya baru kemarin saja. Namun, tetap saja Ia tidak menemukan kenyamanan dalam hidupnya, bukannya semakin nyaman, Ia malah merasa hilang. 

Ia sudah terlanjur tenggelam.
Dalam kecemasan, dalam keresahan, dalam kesepiannya ditengah keramaian, dalam keributannya yang bising didalam kepala, dalam hal-hal yang membuatnya tidak menemukan jalan menuju dirinya. Rasuki pernah menjadi dirinya kala belum dewasa. Ia yang punya banyak tanda tanya dalam kepala, tanpa tahu harus disalurkan kemana. Kini setiap malam Ia hanya merenung tentang bagaimana caranya untuk kembali menemukan dirinya. Pikirannya kembali berputar ke alam liar, berimajinasi yang tak dapat dipahami, berlogika yang melompat kesana kemari.

Harinya terganggu, pekerjaannya kerap menunggu. Entah apa yang ingin Ia menangkan, dirinya atau waktu. Hobinya menggerutu, jam tidurnya acap kali tak menentu. Rasuki merasa telah membelah dirinya menjadi perdu, tumbuh bercabang dan merunduk dengan sendu. Ia mulai meracau. Terkadang melukai diri atau sekitarnya hingga merasa kacau. 

Rasuki ingin pergi mencari dirinya, tapi tak tahu hendak kemana.

Catatan Rasuki, oleh:


Mimpi Si Bayi.

/ Wednesday 14 February 2024 /
Mungkin ada ladang bunga warna-warni
yang bermekaran setelah disirami embun pagi,

Mungkin ada matahari yang tersenyum padanya
dengan hangat namun tak menyengat,

Mungkin sedang berenang di kolam susu
berwarna seputih salju dibawah langit biru,

Mungkin juga sedang berlari-lari kecil di taman surga
yang tak dapat Ia jelaskan pada Mama.

Apapun yang ada didalamnya,
adalah hal-hal yang murni terasa bahagia.
Membuat kedua ujung bibirnya melekuk sempurna,
mengantarkan seberkas senyum yang menghiasi lelapnya.

Si Bayi sedang bermimpi,
hingga tak ada yang dapat mengusiknya kini
kecuali rasa lapar atau popok yang harus diganti.


Seorang Ibu yang sedang memandangi
bayi laki-lakinya tersenyum dalam tidur,


Takdir yang Menunggu.

/ Sunday 14 January 2024 /
Aku dan Kau, 
selalu berjanji untuk bertemu,
selalu bertemu karena berjanji,
membuatku selalu merasa untuk terus mengatur waktu 
yang tak pernah ingin menunggu,
bahkan hanya untuk sekadar bertemu.

Aku baru saja kembali dari kotamu.
Melewati tempat kerjamu,
jalan yang pernah kulalui saat mengunjungimu,
mengedarkan pandanganku pada setiap lalu-lalang manusia,
berharap bisa menemukanmu entah dimana.

Sedih sekali rasanya,
setiap kali Aku kesana,
mengitari jalan menuju rumahmu
yang tak pernah bisa kusapa,
Aku selalu,
selalu,
selalu,
selalu berharap dapat bertemu denganmu,
tanpa perlu membuat janji temu.

Disela-sela waktu,
antara kesibukanmu,
atau kesibukanku,
kuharap semesta mengatur semuanya.
Mempertemukan Kau dan Aku,
membayar seluruh kerinduan itu,
mengikat harapan yang pernah bersemu.

Ratusan kali aku ke kotamu,
Aku tak pernah bertemu
tanpa membuat janji temu.

Aku berharap,
terus setiap hari,
melewati waktu, doa,
dan beragam aplikasi,
namun tak pernah sampai.
Atau memang takdirmu tak menuliskan
adanya pertemuan-pertemuan kita tanpa janji temu?

Aku merasa bodoh,
dengan sengaja membuat kesempatan-kesempatan,
dimana Aku bisa menemuimu dalam ketidaksengajaan.
Dalam berbagai rajutan yang dirangkai sewaktu malam.

Sial!
Aku tidak ingin hanya menjadi tamu
yang mengetuk pintu dalam hidupmu
dan harus membuat janji sebelum bertemu!

K E Y W O R D S

A R C H I V E

 
Copyright © 2010 ムーン, All rights reserved
Design by NKYuliandani. Powered by Blogger